Junkfood yang sudah mempunyai citra
buruk di masyarakat (namun masih saja laris manis) karena menggunakan
bahan-bahan yang kurang sehat diputar balikan oleh Max Madias dan Helga Angelina, partner bisnis sekaligus
pasangan suami-istri pemilik BURGREENS; Restoran Burger dengan konsep healty, green, dan organik.
Berawal dari keinginan kuat untuk hidup sehat dan kecintaannya
pada makanan sehat Max dan Helga membuat binis makanan vegetarian dengan nama
BURGREENS, BURGER dan GREENS, bukan Burger yang hijau namun Burger yang sehat
karena hijau adalah perwakilan dari alam, dan alam adalah sumber bahan organik
yang sungguh alami serta sumber sehat umat manusia.
Semua menu makanan dan minuman nabati yang disediakan di BURGREENS
mempunyai rasa yang tak kalah dengan menu-menu hewani,dan tentu saja
menyehatkan karena Nutrisi dan protein dalam setiap menunya dipertimbangkan
sesuai kebutuhan tubuh manusia agar mendapatkan manfaat dan gizi makanan yang
seimbang.
Menu yang ditawarkan pun
berfariasi, Burger tetapi berbahan dasar organik, Steak dari mushroom, Nasi
Goreng, Jejamuran, dan aneka minuman buah-buahan.
Bisnis yang diinisiasi oleh Helga dan Max ini sungguh adalah
sebuah usaha yang mulia yang mengusung model Social
Enterpreneurship atau bisnis wirausaha yang
berdampak positif bagi sosial. Penggunaan bahan di BURGREENS dijamin
keorganikannya karena diambil dari kolega penyalur sayuran organik dan
langsung dari petaninya. BURGREENS dengan Yayasan Usaha Mulia pun rela merepotkan diri untuk mengedukasi para petani yang
menjadi akar dari bisnis mereka agar menghasilkan tanaman organik sesuai
klasifikasi tanaman sehat tanpa pestisida.
Petanipun bisa menjual hasil tanam mereka dengan harga yang
berkualitas tanpa tipudaya dan timpang harga. Sebuah simbiosis mutualisme yang jarang kita temui di
dunia bisnis, mengingat model binis yang berkembang dimasyarakat hanya melulu
tentang profit, profit, dan profit, aspek lainnya pun dinomerduakan dan hanya
sebagai formalitas ataupun strategi bisnis.
Pemilihan lokasi dalam bisnis restoran Helga dan Max tidak menjadi
hal yang utama karena mereka beranggapan bahwa bisnis makanan yang mereka
kelola akan laku atau diterima di masyarakat jika makanan yang mereka sajikan
itu berkualitas, “Kami berfokus pada kualitas bahan baku dan rasa produk” kata
Helga. Menurut Max” Tempat yang strategis dan lainya hanyalah bonus, kualitas
bahan dan rasa adalah yang utama”.
Sekarang banyak orang yang rela untuk berpergian lebih jauh untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hal itu juga terbukti dengan selalu
ramainya Bisnis Restoran BURGREENS yang mereka kelola di Tangerang dan Jakarta Selatan.
Media Sosial berperan penting dalam penyebaran virus kebaikan ini,
selain dari kekuatan penyebaran informasi secara verbal atau mulut-ke-mulut.
Helga yakin, salah satu kunci untuk kemandirian
bangsa, revolusi dan keberlanjutan lingkungan hidup adalah social entrepreneurship. “Untuk teman-teman yang ingin membangun bisnis, carilah bisnis
yang memberikan solusi untuk isu-isu sosial di Indonesia. Untuk membangun
bisnis yang sustainable, penting banget untuk improving people’s lives, jangan hanya membangun
bisnis yang sedang tren. Bila kita hanya membangun bisnis yang sedang tren,brand kita
akan hilang saat tren tersebut berganti. Selain lebih sustainable, social entrepreneurship juga jauh lebih fulfilling untuk kita yang
melakukan,” paparnya.
Model bisnis Social Enterpreneurship semacam ini patut diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para entrepreneur masa kini. Pengelola
bisnis kontemporer dituntut untuk memperhatikan aspek-aspek yang berhubungan
dengan dampak sosial dan lingkungan berkaitan dengan bisnis yang mereka kelola,
tidak hanya berfokus pada untung dan rugi saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar