Apa yang sebenarnya dimkasud
dengan seni kontemporer? Secara harfiah atau bahasa, kontemporer artinya
kekinian. Kekinian bisa dibilang masa sekarang, atau masa kini, jadi seni
kontemporer adalah seni masa kini. Menurut Wikipedia,
seni kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Sebelum
era seni kontemporer ada era seni modern,
dan era seni tradisional.
Di era seni kontemporer,
seniman tak terpaku pada media seperti seni tradisional. Seni kontemporer bisa
juga dibilang seni yang tidak terkait pakem –pakem atau aturan-aturan kuno. Seniman
yang memiliki latar belakang pendidikan lukis bisa saja membuat karya seni patung,
seni instalasi, seni musik, seni pertunjukan atau performing art, seni fotografi
atau, bahkan seni video atau video art. Dunia seni sudah meruntuhkan tembok-tembok
batasan. Sebagai contoh Agus Suwage, Ia adalah lulusan jurusan desain
grafis Institut Teknologi bandung (ITB) yang sering membuat karya seni lukis
namun juga membuat seni instalasi, dan seni patung.
Karya Agus Suwage |
Seni kontemporer mempunyai tuntutan
sosial yang lebih berat dibanding era seni tradisional dimana karya seni bertitik
berat pada estetika atau keindahanya saja.
Seniman di era seni kontemporer dianggap mempunyai tanggung jawab sosial
sehingga seniman dituntut membuat karya yang mempunyai dampak positif bagi
masyarakat. Sehingga karya seni kontemporer cenderung bersifat moralis.
Saat ini seniman tak harus pintar menggambar
atau menciptakan karya seni yang secara
visual terlihat menarik. Konsep atau gagasan dianggap menjadi pondasi utama
untuk membuat karya seni. Setiap orang bisa menjadi seniman atau dibilang
seniman tanpa memandang displin ilmu, status sosial, darah keturunan, dan
kategorisasi lainnya. Setiap benda mempunyai nilai estetik, dan historis, jika
seseorang mempunyai gagasan akan benda itu, maka benda itu bisa disebut karya
seni, dan orang yang membuatnya disebut seniman. Bahkan karya orang lain pun
bisa menjadi karya seni kita jika kita mempunyai gagasan dan sudut pandang yang
berbeda, dan hal ini kita sebut dengan Apropriasi Seni.
Karya Ugo Untoro |
Ugo Untoro dalam
wawancaranya dengan Indoartnow menyatan bahwa
“Karakteristik dalam berkarya seni itu membunuh yang lain, karena muncul batasan-batasan disitu agar karakter
tercipta, sehingga orang yang membuat karya dengan karakter tertentu membatasi
diri dan tidak berekspolasi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar