Selasa, 27 September 2016

Seni Kontemporer




Apa yang sebenarnya dimkasud dengan seni kontemporer? Secara harfiah atau bahasa, kontemporer artinya kekinian. Kekinian bisa dibilang masa sekarang, atau masa kini, jadi seni kontemporer adalah seni masa kini. Menurut Wikipedia, seni kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Sebelum era seni kontemporer ada era seni modern, dan era seni tradisional.


Di era seni kontemporer, seniman tak terpaku pada media seperti seni tradisional. Seni kontemporer bisa juga dibilang seni yang tidak terkait pakem –pakem atau aturan-aturan kuno. Seniman yang memiliki latar belakang pendidikan lukis bisa saja membuat karya seni patung, seni instalasi, seni musik, seni pertunjukan atau performing art, seni fotografi atau, bahkan seni video atau video art.  Dunia seni sudah meruntuhkan tembok-tembok batasan.  Sebagai contoh Agus Suwage, Ia adalah lulusan jurusan desain grafis Institut Teknologi bandung (ITB) yang sering membuat karya seni lukis namun juga membuat seni instalasi, dan seni patung.

Karya Agus Suwage


Seni kontemporer mempunyai tuntutan sosial yang lebih berat dibanding era seni tradisional dimana karya seni bertitik berat pada estetika atau keindahanya saja. Seniman di era seni kontemporer dianggap mempunyai tanggung jawab sosial sehingga seniman dituntut membuat karya yang mempunyai dampak positif bagi masyarakat. Sehingga karya seni kontemporer cenderung bersifat moralis.

 Saat ini seniman tak harus pintar menggambar atau menciptakan  karya seni yang secara visual terlihat menarik. Konsep atau gagasan dianggap menjadi pondasi utama untuk membuat karya seni. Setiap orang bisa menjadi seniman atau dibilang seniman tanpa memandang displin ilmu, status sosial, darah keturunan, dan kategorisasi lainnya. Setiap benda mempunyai nilai estetik, dan historis, jika seseorang mempunyai gagasan akan benda itu, maka benda itu bisa disebut karya seni, dan orang yang membuatnya disebut seniman. Bahkan karya orang lain pun bisa menjadi karya seni kita jika kita mempunyai gagasan dan sudut pandang yang berbeda, dan hal ini kita sebut dengan  Apropriasi Seni.

Karya Ugo Untoro


Ugo Untoro dalam wawancaranya dengan Indoartnow menyatan bahwa “Karakteristik dalam berkarya seni itu membunuh yang lain, karena  muncul batasan-batasan disitu agar karakter tercipta, sehingga orang yang membuat karya dengan karakter tertentu membatasi diri dan tidak berekspolasi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar