Mangaka
: Sorachi Hideaki
Sakata Gintoki adalah samurai yang
hidup di era ketika samurai tidak lagi dibutuhkan. Pasca perang dengan alien
dari planet lain yang datang menyerang bumi. Makhluk-makhluk dari berbagai
planet pun bekerja sama dalam berbagai bidang, seperti pasar bebas dalam
lingkup galaksi. Gintoki tinggal bersama
Kagura dan Shinpachi, mengambil pekerjaan sambilan apapun agar menghasilkan
uang untuk membayar sewa rumah mereka.
Sejarah jepang sudah menyebar ke
seluruh dunia lewat banyak komik manga yang cukup popular seperti Samurai-x dan
Gintama ini, lainnya saya tidak tahu tapi saya yakin banyak sekali yang
mengambil tema atau latar belakang sejarah Jepang. Gintama dengan gagah datang
memasuki harapan para pembaca komik shonen atau komik semacam pertarungan,
namun para pembaca dipecundangi oleh kegagahan samurai yang berperilaku konyol
namun berhati mulia, seperti pahlawan kebanyakan. Bodoh, mengejutkan, namun
kuat dan membela kaum lemah. Komedi kental mewarnai setiap lembar bahkan panel
komik, Memelintirkan sebuah pertumpahan darah oleh pihak yang saling bertikai
dan sudah terkenal dengan kekejamannya sebagai samurai paska perang menjadi
sebuah komedi yang paling tidak membuat pembaca tersenyum nyengir. Kekejaman masa perang dan sesudahnya pun
menjadi sebuah realitas yang tak perlu ditutup-tutupi seperti di Indonesia ini.
Alien menjadi pilihan untuk
memunculkan karakter musuh umat manusia yang berwatak seperti para penguasa
bumi, tamak, kejam, namun tersenyum ramah mengaku sebagai teman namun
berpikiran lawan. Kata-kata yang sarkas menghiasi panel-panel namun tak perlu
dikuatirkan merusak generasi karena generasi pembaca saat ini seharusnya cukup
cerdas. Karena tanpa sarkasme, mungkin komedi di komik ini menjadi canggung.
Guyonan-guyonan keseharian banyak sekali muncul dan saya juga tertawa dan
sedikit menyimpulkan “Ternyata komedi keseharian di Jepang bisa di terima di
Indonesia”. Kita sebut saja komedi universal.
Tak menjijikan dengan menjilat pembaca
dengan kisah cinta yang mendayu-dayu dan terlalu dipaksakan, kisah dalam
Gintama selalu menarik untuk dibaca walaupun berkisar cerita yang bersifat
“One-shot” atau langsung selesai. Hal ini membuat komik selalu bisa diteruskan
selama komikus nya terus menggodok materi cerita sehari-hari yang menarik dan
pas ditampilkan di era paska-perang menjelang modern. Tak terputus pada batas
akhir cerita yang bertujuan khusus dan detail seperti menemukan harta karun,
namun lebih luwes seperti detektif conan.
Komik di Indonesia masih ragu-ragu
untuk muncul dengan sejarah Indonesia yang dianggap kelam, masa kepresidenan
Suharto. Komikus kita lebih nyaman mengusung cerita wayang yang dianggap
“Nguri-uri budaya jawi” namun cenderung dipaksakan. Atau sibuk menyindir antar
kelompok, antar agama, kepentingan politik, kelompok-kelompok seni, atau sibuk
mencari komedi murahan yang bisa upload di media sosial dan berharap ketenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar